Profil Desa Benowo
Ketahui informasi secara rinci Desa Benowo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Benowo, Bener, Purworejo. Mengupas tuntas potensi wisata religi Makam Pangeran Benowo, sinergi ekonomi dari lumbung perkebunan cengkeh dan kopi, serta geliat UMKM yang hidup dari jejak sejarah dan kesuburan alam.
-
Pusat Wisata Religi dan Sejarah
Desa Benowo merupakan lokasi dari Makam Pangeran Benowo, putra Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir), yang menjadi salah satu situs ziarah dan sejarah paling penting di Purworejo dan Jawa Tengah.
-
Lumbung Perkebunan Dataran Tinggi
Perekonomian fundamental desa ditopang oleh hasil perkebunan bernilai ekonomi tinggi, khususnya cengkeh dan kopi robusta, yang tumbuh subur di lahan perbukitan yang sejuk.
-
Ekosistem Ekonomi Berbasis Pariwisata
Kehadiran ribuan peziarah setiap tahunnya telah menciptakan ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dinamis, mulai dari kuliner hingga perdagangan, yang menjadi penopang ekonomi vital bagi masyarakat lokal.
Desa Benowo, sebuah desa yang tenang dan kharismatik di perbukitan Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, merupakan sebuah anomali yang memikat. Desa ini tidak hanya hidup dari kesuburan tanahnya yang melahirkan cengkeh dan kopi berkualitas, tetapi juga dari napas sejarah besar yang terpusat pada Makam Pangeran Benowo, seorang tokoh kunci dalam transisi kekuasaan dari Kerajaan Pajang ke Mataram Islam. Perpaduan unik antara aura spiritual yang kental sebagai destinasi wisata religi dengan denyut nadi ekonomi agraris yang tangguh menjadikan Benowo sebagai desa yang istimewa, di mana jejak masa lalu menjadi sumber keberkahan bagi masa kini dan masa depan.
Geografi dan Demografi
Secara geografis, Desa Benowo terletak di kawasan dataran tinggi dengan topografi bergelombang yang didominasi oleh perbukitan. Berada di ketinggian, desa ini dianugerahi iklim yang sejuk dan tanah vulkanik yang subur, sebuah kondisi ideal untuk perkebunan tanaman keras. Menurut data resmi dari pemerintah kecamatan, luas wilayah Desa Benowo yaitu sekitar 4,10 kilometer persegi. Lahan ini sebagian besar dimanfaatkan sebagai perkebunan rakyat, tegalan dan kawasan situs sejarah yang dilindungi.Adapun batas-batas administratif Desa Benowo ialah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wadas
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sendangsari
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pekacangan
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Guntur
Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Purworejo, Desa Benowo dihuni oleh 3.650 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka tingkat kepadatan penduduknya ialah sekitar 890 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, dengan sebagian besar lainnya kini terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam ekosistem ekonomi yang terbentuk di sekitar kawasan wisata religi.
Jejak Sejarah dan Kekuatan Wisata Religi
Kekuatan utama dan identitas abadi Desa Benowo ialah keberadaan kompleks Makam Pangeran Benowo. Pangeran Benowo merupakan putra mahkota dari Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang. Dalam sejarahnya, Pangeran Benowo dikenal sebagai sosok yang arif dan lebih memilih jalan spiritual daripada takhta, dan turut berperan dalam melegitimasi kekuasaan Panembahan Senopati sebagai pendiri Kesultanan Mataram.Kompleks pemakaman yang asri dan terawat ini menjadi magnet spiritual yang menarik ribuan peziarah dari seluruh penjuru Nusantara setiap tahunnya. Puncak keramaian terjadi pada malam Jumat Kliwon dan selama bulan-bulan tertentu dalam kalender Jawa, seperti bulan Suro. Para peziarah datang untuk berdoa, ngalap berkah (mencari berkah), dan menapaktilasi jejak sejarah salah satu tokoh penting tanah Jawa.Keberadaan makam ini secara de facto telah menjadikan Desa Benowo sebagai destinasi wisata religi yang paling signifikan di Kabupaten Purworejo. Ini bukan sekadar aset budaya, melainkan motor penggerak ekonomi yang nyata bagi masyarakat setempat.
Potensi Ekonomi Utama: Perkebunan dan Peternakan
Di luar aura spiritualnya, Desa Benowo berdiri di atas fondasi agraris yang kokoh. Pilar pertama yang menjadi andalan utama dan investasi jangka panjang bagi warga ialah perkebunan cengkeh. Pohon-pohon cengkeh tumbuh subur di lereng-lereng perbukitan dan menjadi aset paling berharga. Saat musim panen tiba, aroma wangi cengkeh yang dijemur akan menjadi pemandangan dan aroma khas desa.Pilar kedua ialah perkebunan kopi. Kopi jenis robusta banyak dibudidayakan sebagai tanaman sela atau tanaman utama di kebun-kebun warga. Kopi dari Kecamatan Bener, termasuk dari Benowo, dikenal memiliki kualitas dan cita rasa yang kuat, menjadikannya komoditas yang dicari oleh para pedagang.Sebagai penopang, sektor peternakan, khususnya kambing Peranakan Etawa (PE), juga berkembang dengan baik. Hampir setiap keluarga petani memiliki ternak kambing yang berfungsi sebagai `tabungan hidup` yang dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
Geliat UMKM dan Efek Ganda Pariwisata
Simbiosis antara wisata religi dan ekonomi lokal terlihat paling jelas pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kehadiran peziarah secara langsung menciptakan permintaan pasar yang konsisten. Di sepanjang jalan menuju kompleks makam, puluhan warung kuliner, kios penjual bunga dan kemenyan untuk ziarah, serta toko-toko yang menjual aneka suvenir dan oleh-oleh khas berjejer rapi.Para ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya petani kini bisa membuka usaha warung makan yang menyajikan masakan lokal. Para pemuda yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) atau organisasi desa mengelola area parkir secara profesional, yang hasilnya menjadi pemasukan bagi kas pemuda dan desa.Seorang pemilik warung di dekat kompleks makam menuturkan, "Alhamdulillah, karena ada makam Eyang Benowo, warung kami tidak pernah sepi, apalagi kalau malam Jumat Kliwon. Berkahnya terasa sekali untuk ekonomi keluarga kami. Kami bisa menyekolahkan anak dari hasil berjualan di sini."
Kehidupan Sosial dan Budaya
Masyarakat Desa Benowo hidup dalam tatanan sosial yang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai religius dan budaya Jawa yang kental. Keberadaan makam seorang tokoh besar membentuk karakter masyarakat yang santun, ramah terhadap pendatang (peziarah), dan memegang teguh tradisi. Berbagai acara adat dan keagamaan, terutama Haul Pangeran Benowo, menjadi agenda besar yang melibatkan partisipasi seluruh warga.Semangat gotong royong dan kebersamaan menjadi modal sosial yang kuat, baik dalam merawat situs sejarah, menyelenggarakan acara desa, maupun dalam kehidupan bertetangga sehari-hari.Infrastruktur di Desa Benowo, terutama akses jalan menuju lokasi wisata, tergolong cukup baik dan terus mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah. Fasilitas umum seperti masjid agung di dekat makam, sekolah, dan layanan kesehatan dasar juga tersedia lengkap untuk melayani kebutuhan warga dan peziarah.
Prospek dan Tantangan Masa Depan
Masa depan Desa Benowo terletak pada kemampuannya untuk mengelola dan mengembangkan potensi wisata religinya secara lebih profesional dan berkelanjutan. Peluang terbesar ialah menciptakan paket wisata terintegrasi, yang menggabungkan pengalaman ziarah dengan agrowisata. Pengunjung dapat diajak untuk tidak hanya berziarah, tetapi juga mengunjungi kebun kopi, belajar proses panen cengkeh, dan menikmati kuliner khas pedesaan.Pengembangan BUMDes untuk mengelola seluruh ekosistem pariwisata—mulai dari ticketing (jika ada), pengelolaan UMKM, hingga pemasaran produk lokal seperti "Kopi Ziarah Benowo"—dapat meningkatkan pendapatan asli desa secara signifikan.Namun tantangan yang ada juga perlu dikelola dengan bijak. Pertama, menjaga kesakralan situs makam di tengah arus komersialisasi menjadi hal yang fundamental. Kedua, pengelolaan lingkungan, terutama sampah dari aktivitas wisata, harus ditangani secara serius. Ketiga, perlu ada diversifikasi produk UMKM yang lebih kreatif agar tidak monoton dan memiliki daya saing yang lebih tinggi.Dengan warisan sejarah yang tak ternilai, kekayaan alam yang melimpah, dan semangat komunal yang kuat, Desa Benowo memiliki semua modal untuk menjadi destinasi wisata religi dan budaya terkemuka. Desa ini adalah bukti hidup bahwa menghormati masa lalu dapat menjadi jalan untuk membangun masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.